SD MUHIDA – Kamis, 15 Desember 2022 SD Muhida menggelar acara bertajuk Gelar Karya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) untuk kelas 1 dan kelas 4, kegiatan ini mengangkat tema “Festival Makanan Tradisional & Batik Khas Sidoarjo”. Murid-murid kelas 4 memamerkan hasil karya project yang mereka kerjakan selama ini pada stan-stan yang ada di Auditorium Mas Mansyur. beberapa stan yang ada diantaranya stan batik, stan 3D, stan oven tenaga surya, stan kliping, stan IPAS seni rupa dan stan transformasi Energi.
Pameran dihadiri oleh murid-murid dan guru SD Muhida mulai dari kelas 5 hingga kelas 6, dihadiri pula oleh Majelis DIKDASMEN PCM SDA, PCM SDA dan IKWAM SD Muhida. Selain melihat-lihat pameran, tamu undangan juga disajikan penampilan dari setiap kelas, ada yang Fashion show, drama musical, membawakan musik gambus dan sebagainya.
Pada pembukaannya Pak Saifull berpesan “Selamat atas pameran karya kalian hari ini, Pak Saiful Harap kedepannya kalian akan semakin kreatif lagi. Semoga gelar karya ini dapat berkesan dan memberikan hasil positif terutama bagi karakter, komunikasi dan kolaborasi kalian” tutur Beliau.
Selain Pameran kelas 4, di jenjang kelas 1 juga sedang berlangsung festival makanan tradisional khas Sidoarjo. Murid-murid kelas 1 dibantu wali kelas dan wali murid menyajikan berbagai hidangan khas Sidoarjo di masing-masing kelas mereka, mulai dari jajanan tradisional hingga bandeng presto, kupang, rujak dan banyak lagi.
Satu kelas saling berkunjung ke kelas lainnya untuk mencicipi dan mengenal hidangan yang disajikan. Tamu undangan dari Majelis DIKDASMEN PCM Sidoarjo, PCM Sidoarjo dan IKWAM SD Muhida juga turut berkunjunng ke kelas-kelas untuk mengobrol bersama anak-anak dan mencicipi hidangan yang disiapkan murid. Selain itu, murid kelas 1 juga memamerkan karya mereka berupa miniatur kue tradisional yang mereka buat dari bahan plastisin.
“Ini kok bisa telurnya jadi asin begini?” tanya Pak Saiful kepada salah satu murid yang menyajikan telur asin “Iya Pak, soalnya itu direndam dengan garam” Jawab ia dengan polosnya.
“Harapannya dengan ini murid-murid tidak lupa dengan budaya tempat mereka berasal” tutur pak Saiful.