ABDULLAH MAKHRUS, S.PD
Jakarta – SD Muhida kembali mendapatkan kabar gembira di Kompetisi Matematika Nalaria Realistik(KMNR) ke 13 se Indonesia pada Babak Final tepatnya Minggu, 15 April 2018 di Ecovention Ancol, Jakarta. Hal ini disebabkan salah satu kontestan pada babak Final ini, yang diikuti lebih dari 2.000 pelajar terpilih terdapat salah satu siswa muhida yang bernama Shidqi Firas Hidayat.
Firas turut mengharumkan nama Muhida di kancah lomba tahunan level Nasional. Alhamdulillah, Firas berhasil merebut medali perunggu di ajang tahunan bergengsi ini. Bagaimana persiapan Firas jelang menghadapi Babak Final tersebut?. Tentu tidak banyak yang mengetahuinya. Mari kita coba kupas apa saja rahasia kesuksesan Firas untuk memenangi kompetisi bergengsi ini?.
Pertama, pembangunan mental. Pembangunan mental ini dilakukan biasanya di awal pertemuan orang tua siswa komunitas olimpiade matematika yang diagendakan sekolah dan saat pertama kali pembinaan dilakukan. Menang ataupun kalah itu adalah hal biasa dalam lomba. Yang paling utama adalah apakah mau melakukan yang terbaik atau biasa-biasa saja ketika berlomba?
Kedua, latihan tak kenal lelah. Banyak orang sudah memahami konsep ini, bahwa kemenangan itu tidak dilakukan dengan jalan bersantai namun melalui kerja keras dan belajar lebih daripada yang lain. Jika yang lain sudah bisa pulang setelah jam pelajaran, kadang Firas harus menambah jam belajar di setiap pekan melalui pembinaan di sekolah.
Tidak puas dengan itu, Bu Connie dan Pak Erlan, begitu orang memanggilnya. Beliau adalah sosok orang tua Firas yang begitu gigih menempa dan mendampingi anaknya belajar. Kadang harus berangkat ke surabaya setiap sabtu siang untuk mengikuti pembinaan bersama di Klinik Pendidikan Mipa (KPM) Surabaya dan di tempat pembinaan matematika lainnya.
Kesuksesan itu, tentu alhamdulillah membuahkan hasil yang menggembirakan. Ibarat pepatah sering mengatakan. Hasil tidak pernah mengelabui proses. Proses panjang ini juga telah mencapai hasil yang membanggakan. Menjadi juara 1 mewakili kabupaten Sidoarjo dalam OSN 2018. Juara 1 Lomba Matematika di Fascho yang di selenggarakan MKKS, meraih medali perak di ajang TIMO (Thailand International Math Olympiad) dan deretan juara lain yang begitu banyak telah di raihnya.
Ketiga, semangat coba lagi. Semangat ini selalu diingatkan oleh pembina olimpiade SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo yang sering membina dan sekaligus mengantar olimpiade. Yaitu pak Abdullah dan Bu Rahayu. Beliau selalu mengajarkan bahwa lomba ini untuk mengukur seberapa pengaruh belajar anak-anak. Dan mendidik anak-anak bahwa diluar sana masih banyak anak yang hebat-hebat pula. Sehingga, jika gagal di satu lomba. Maka anak-anak tak tak perlu risau karena sesungguhnya mereka telah mendapatkan medali COBA LAGI.
Keempat, doa guru dan orang-orang terdekat. Kehebatan seseorang merupakan sumbangsih dari doa orang-orang shaleh di sekitarnya. Itulah yang sering kita tanamkan ke anak-anak. Bahwa keberhasilan kita adalah atas pertolongan Allah dan doa manusia yang ikhlas yang mendoakan anak-anak. Maka jika menang segera bersyukur dan jika kalah kendaklah terus bersabar dan latih lebih keras.
Itulah empat rahasia sukses ananda Firas dalam memenangkan kompetisi Matematika Nalaria Realistik. Semoga rahasia ini segera menyebar dan menjangkiti semua siswa muhida dan siswa lainnya sehingga kesuksesan ini bisa menular termasuk pada setiap anak didik kita. InsyaAllah. (Abd)
#Sekolah Muhammadiyah Sidoarjo, Muhida juara, Sekolah Unggul sidoarjo, Sekolah Islam Sidoarjo, Sekolah Ramah Anak